Jakarta, ham.go.id – Dirjen HAM, Mualimin Abdi beserta seluruh pejabat tinggi pratama, pejabat administrator, pejabat pengawas serta para pegawai di lingkungan Ditjen HAM mengikuti kegiatan Kuliah Umum bersama Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna H. Laoly melalui media teleconference, di ruang Rapat Utama Ditjen HAM, Senin (1/4).
Dalam kesempatan kuliah umum kali ini, Menkumham, Yasona H. Laoly, menyampaikan materi mengenai Wawasan Kebangsaan. Yasonna memulai pidatonya dengan memaparkan sejarah bangkitnya persatuan bangsa Indonesia mulai dari Budi Utomo hingga terlahirnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. “Puncaknya adalah tahun 1928 (Sumpah Pemuda), Anak-anak muda dari berbagai daerah menanggalkan sekat-sekat primordialnya,” tutur Menkumham.
Yasona menilai tanpa adanya semangat untuk menanggalkan sekat-sekat primordialisme maka bangsa Indonesia tak mungkin tercipta. “Kalau orang-orang mengutamakan primordialistiknya, hancur bangsa kita,” tambah Laoly.
Lebih lanjut, diakui Yasonna dewasa ini banyak tantangan dalam menegakkan Pancasila seperti mulai lemahnya semangat persatuan dan nasionalisme. Karena itu, Yasonna turut mengajak PNS khususnya di Kemenkumham untuk menjadi bagian merawat bangsa. “PNS harus menjadi garda terdepan yang menjaga semangat kebangsaan,” ucap Yasonna.
Menkumham juga menyampaikan, “sebagai bangsa besar jangan menebar kebencian, percaya dengan Hoax atau ujaran kebencian, tapi mari kita berfikir positif dan jadikan pluralisme dan kebhinekaan menjadi kekuatan untuk membangun negara besar,” jelasnya.
Tidak lupa, Yasonna berharap agar PNS juga turut menebar semangat optimisme dalam membangun bangsa. “Bangun negeri ini dengan optimisme,” ujar Yasonna.
Selain di Direktorat jenderal HAM, Kuliah Umum secara Teleconference oleh Menkumham juga disiarkan secara langsung di Kemenkumham Pusat, Kantor Wilayah maupun Unit Pelayanan Teknis yang tersebar di seluruh Indonesia dengan dihadiri kurang lebih 40.000 PNS. (Humas Ditjen HAM)