Tantangan Mengembalikan Anak Jalan ke Sekolah

Bagikan

NILAHCOM, Bandung – Bukan tanpa alasan sekumpulan mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung ini membentuk komunitas yang bergerak di bidang pendidikan.

Salah satu alasan yang menguatkan mereka, setelah melihat beberapa anak-anak jalanan yang seharusnya bersekolah tapi kenyataannya sebagian mereka justru berada di jalanan untuk mencari uang.

Kebetulan saya berasal dari luar Bandung, saya melihat miris banget mereka sebagai anak jalanan tapi tidak mendapatkan haknya. Mereka turun ke jalanan, minta-minta uang, padahal di luar itu seharusnya mereka mendapatkan kebahagiaan. Mereka seharusnya belajar di sekolah bukannya turun ke jalanan, ujar Ketua Komunitas Sekolah Kecil Anak Merdeka (SeKaM) Ksatria Ratu Dewa, saat ditemui INILAH, Senin (6/4).

Melihat kondisi seperti ini pihaknya terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata kepada anak-anak putus sekolah dan berada di jalanan. Di usia SD seharusnya anak-anak itu mendapatkan hak pendidikan yang layak, namun pada kenyataannya anak-anak itu mencari uang di jalanan yang jelas-jelas kehidupannya cukup keras.

Saya suka gregetan gitu kalau melihat anak-anaknya panas-panasan mencari uang, sementara orang tuanya berteduh. Kalau komunitas-komunitas itu memberikan pendidikan dan pelajaran kalau kami di sini ingin menyalurkan anak-anak tesebut untuk kembali ke sekolahnya, terangnya.

Dia menilai, dampak yang dihasilkan setelah anak-anak itu hidup di jalanan bisa dikatakan cukup negatif, misalnya saja dari gaya bermain mereka yang sudah barang tentu berbeda dengan anak-anak seumuran mereka. Sebab pada umumnya anak jalanan bermain dengan yang usianya jauh lebih tua dari mereka.

Kalau di jalanan itu dia temannya sama orang dewasa, makanya kita tidak bisa menyalahkan juga kalau anak kecil itu yang ada di jalanan dia lebih nakal, lebih liar, karena mereka bukan bergaul dengan teman sebaya, tapi teman yang umurnya lebih dari dia, ujarnya.

Dia berharap dengan hadirnya komunitas SeKaM di tengah-tengah masyarakat, bisa meminimalisasi anak-anak yang putus sekolah, sehingga untuk ke depannya mereka bisa melanjutkan cita-citanya sesuai harapan dan keinginan mereka.

Kalau bukan kita siapa lagi yang mau peduli. Yang sedang kita tangani sekarang ada sekitar 50 anak di Kota Bandung untuk bisa kembali ke sekolah. Ada yang dari daerah Buahbatu, Ciroyom, Dago, pungkasnya. (rey)

http://www.inilahkoran.com/read/detail/2194145/tantangan-mengembalikan-anak-jalan-ke-sekolah

Skip to content